Thursday, April 24, 2008

Soal Istilah al-Garb al-Islami (Barat Islam)

Istilah al-Garb al-Islami, di Maroko, lazim dipakai untuk menunjuk warisan intelektual Islam (turas Islami) dari masa keemasan peradaban Islam yang berpusat di Andalusia.

Terlepas dari pro-kontranya, al-Jabiri secara tegas dan konsisten membedakan dua kaukus pemikiran Islam dalam batas-batas geografis barat (berpusat di Andalusia) dan timur (berpusat di Irak). Ciri-cirinya, barat mewakili pemikiran yang aristotelian dan logis; timur mewakili pemikiran yang platonik dan hellenestik. Penjelasan dua kubu genealogis-epistemologis ini, misalnya kita temukan di buku: Binyah al-Aql al-Arabi dari serial tetralogi kritik nalar arab-nya al-Jabiri.

Pemikir Maroko lain yang menegaskan kekhasan ini, misalnya, adalah Dr. Abdul Majid as-Shugair. Pakar sejarah pemikiran ini misalnya menyebut beberapa padanan tokoh 'barat islam' yang memiliki karya tandingan dari tokoh 'timur islam' dalam berbagai bidang pengetahuan. Kalau misalnya, Ibnu Rusyd adalah padanan al-Gazali di filsafat, maka di pemikiran politik, Ibnu Farhun dengan kitabnya: Tabshirat al-Hukkam fi Ushul al-Uqdliyah wa Manahij al-Ahkam adalah tandingan al-Mawardi dengan kitab al-Ahkam as-Shulthaniyah-nya.

As-Sughair menyebut nama tokoh yang menjelaskan kekhasan pemikiran Andalusia untuk membedakannya dari pemikiran masyriq (timur, bagdad dan sekitarnya). Ada di sini, Abu al-Hajjaj Yusuf Ibnu Thalmus dalam kitabnya: al-Madkhal li Shina'at al-Manthiq; al-Maqarri al-Hafid dalam kitabnya: Azhar ar-Riyadl. (Wawancara di Majalah al-Ihya', edisi 26, Nov 2007, h. 43)

No comments: