Wednesday, May 13, 2009

Al-Jabiri dan Konsistensi Metodologis

Mengagumkan. Saya kagum dengan konsistensi metodologis Aljabiri. Anda bisa merunutnya dari karya-karynya: Nahnu wa at-Turats, tetralogi kritik nalar arab sampai karya terbarunya tentang al-Qur'an yang sejauh ini sudah tiga jilid yang dilempar ke publik. Sebuah nafas panjang konsistensi metodologis: membuat obyek kajian hidup di masanya sendiri, dan hidup bersama kita yang hidup di masa kini.

Itulah yang dilakukannya sejak Nahnu wa at-Turats. Hidup bersama al-Farabi, Ibnu Sina; Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun di masa mereka dengan problematika kesejarahannya masing-masing, namun menangkap ruhnya yang masih bisa hidup bersama kita untuk menjawab persoalan-persoalan kita hari ini. Itulah yang dilakukannya dengan kritik nalar Arab. Dan yang paling gres, itulah yang dilakukannya dengan serial kaji al-Qur'an dengan merunut mushaf sesuai dengan urutan turunnya.

Kata al-Jabiri, pembacaan yang a-historis adalah pembacaan yang mencabut obyek kajian dari ruang sejarahnya. Pembacaan macam ini tidak memberi manfaat apa-apa. Perubahan yang diusulkannya tidak bergerak dari dalam, tapi dipaksakan dari luar. Perubahan yang benar dan permanen hanya bisa dihasilkan dari dalam, bukan dari luar.

Mencari makna dari tradisi, menurutnya, bukan pada data yang diajukannya, tapi pada pesan dan misi ideologis yang disematkan terhadapnya. Di sinilah letak kegagalan pembacaan terhadap karya-karya para filosof muslim abad tengah, karena data pengetahuannya tidak melompat dari pemikiran para filosof Yunani, namun ketika yang dibaca adalah sematan ideologisnya, persoalannya menjadi lain. Ada gerak intelektual dan peradaban sekaligus di sana.

Selalu asyik membaca karya-karya al-Jabiri.

No comments: